Assalamualaikum wr wb....
Akhirya template blog ini sudah tidak error lagi. Yaaa, meskipun tata letaknya masih berantakan
Hmm...
Kali ini saya ingin mengutarakan pendapat saya soal "Buka Jilbab di Friendster"
Sebagai jilbaber baru, saya bisa paham masalah ini (dan saya bisa dibilang salah satunya). Banyak jilbaber yang ingin lebih dikenal dekat tanpa harus bertemu langsung. Buka Jilbab di foto seakan memberi informasi tentang keadaan jilbaber itu sendiri...
Saya juga mengerti di agama itu dilarang buka jilbab... Dan entah mengapa jilbaber di kalangan masyarakat menjadi seorang cewek yang sudah paham betul mengenai hukum agama (alim)... ( ini saya kutip dari buku 'jilbab, tapi kok??'). Tapi yang saya herankan mengapa orang-orang mengganggap ini adalah suatu hal yang sangat ihhh... menjijikkan, dosa besar, dll... Sementara, para muslimin lainnya yg belum, tidak bahkan harus dimarahi baru pake jilbab (seperti...maaf... beberapa teman saya) malah dianggap biasa. Mana yang lebih baik, sesekali terbuka (si jilbaber buka di Facebook) atau sesekali tertutup (muslimah yang belum pakai jilbab)...??
Astagfirullah!! Seharusnya si Jilbaber yang buka jilbab di Facebook itu lebih bisa diterima karena hanya sekedar foto-yang ada juga foto masa lalu sebelum memakai jilbab sehingga ada kemungkinan muka maupun badannya telah berubah daripada muslimin tidak berjilbab yang sehari-hari memperlihatkan aurat mereka pada bukan muhrimnya. Maksud saya, ketika ada jilbaber yang mengunggah fotonya di sosial media, bila dianggap tidak berkenan maka tegur dia secara halus. Arahkan, mungkin imannya sedang goyah. Mungkin dia khilaf, atau mungkin ada alasan lain. Bukan malah menjadikan hal ini alasan untuk menghakimi ataupun menjadikan contoh "berjilbab tapi hatinya belum dijilbabkan".
Bagi saya, berjilbab itu melatih diri menjadi pribadi yang lebih baik. Sehingga ketika saya berjilbab, bukan berarti saya telah menjadi pribadi yang baik maupun suci. Saya sedang belajar, begitupun muslimah berjilbab lainnya. Sehingga bila ada yang salah, lihatlah dari sisi "dia salah tapi setidaknya dia menutup auratnya" bukan dari segi " dia salah dan dia menodai arti jilbab maka saya tidak ingin seperti dia (lalu kemudian menunda berjilbab)". Tegur secara baik, dan bukan menggunjingkan di belakang.
Sejauh itu, tentu yang lebih utama ialah sama sekali menutup. Akan lebih mulia bila ada muslimah yang baru diketahui kecantikannya oleh suaminya setelah menikah... Pertama, artinya si cowok tidak melihat fisik/kecantikan si cewek ketika mencintainya sebagai calon istri... Apa adanya.. Kedua, sebagai cewek, Kita memberikan sesuatu hal yang tidak pernah dipamerkan pada orang lain. Semakin sering dipamer semakin membosankan karena tidak misterius.
Setahu saya, berjilbab bukanlah pilihan, apakah saya siap atau tidak., melainkan merupakan suatu keharusan yaitu mau tidak mau harus mau. Jadi, jika anda memiliki maksud terpendam untuk berjilbab, janganlah ragu! Karena keraguan itu adalah nafsu anda yang akan menghambat anda ke jalan yang benar. Ketika ada ide... anggaplah itu hidayah Allah! Kalau perlu, paksakan diri anda., sebelum berubah pikiran.
Terakhir, menjadi jilbaber bukan berarti anda tidak dapat menggapai dunia...
Buktikan sendiri bila tdk percaya...
Akhirya template blog ini sudah tidak error lagi. Yaaa, meskipun tata letaknya masih berantakan
Hmm...
Kali ini saya ingin mengutarakan pendapat saya soal "Buka Jilbab di Friendster"
Sebagai jilbaber baru, saya bisa paham masalah ini (dan saya bisa dibilang salah satunya). Banyak jilbaber yang ingin lebih dikenal dekat tanpa harus bertemu langsung. Buka Jilbab di foto seakan memberi informasi tentang keadaan jilbaber itu sendiri...
Saya juga mengerti di agama itu dilarang buka jilbab... Dan entah mengapa jilbaber di kalangan masyarakat menjadi seorang cewek yang sudah paham betul mengenai hukum agama (alim)... ( ini saya kutip dari buku 'jilbab, tapi kok??'). Tapi yang saya herankan mengapa orang-orang mengganggap ini adalah suatu hal yang sangat ihhh... menjijikkan, dosa besar, dll... Sementara, para muslimin lainnya yg belum, tidak bahkan harus dimarahi baru pake jilbab (seperti...maaf... beberapa teman saya) malah dianggap biasa. Mana yang lebih baik, sesekali terbuka (si jilbaber buka di Facebook) atau sesekali tertutup (muslimah yang belum pakai jilbab)...??
Astagfirullah!! Seharusnya si Jilbaber yang buka jilbab di Facebook itu lebih bisa diterima karena hanya sekedar foto-yang ada juga foto masa lalu sebelum memakai jilbab sehingga ada kemungkinan muka maupun badannya telah berubah daripada muslimin tidak berjilbab yang sehari-hari memperlihatkan aurat mereka pada bukan muhrimnya. Maksud saya, ketika ada jilbaber yang mengunggah fotonya di sosial media, bila dianggap tidak berkenan maka tegur dia secara halus. Arahkan, mungkin imannya sedang goyah. Mungkin dia khilaf, atau mungkin ada alasan lain. Bukan malah menjadikan hal ini alasan untuk menghakimi ataupun menjadikan contoh "berjilbab tapi hatinya belum dijilbabkan".
Bagi saya, berjilbab itu melatih diri menjadi pribadi yang lebih baik. Sehingga ketika saya berjilbab, bukan berarti saya telah menjadi pribadi yang baik maupun suci. Saya sedang belajar, begitupun muslimah berjilbab lainnya. Sehingga bila ada yang salah, lihatlah dari sisi "dia salah tapi setidaknya dia menutup auratnya" bukan dari segi " dia salah dan dia menodai arti jilbab maka saya tidak ingin seperti dia (lalu kemudian menunda berjilbab)". Tegur secara baik, dan bukan menggunjingkan di belakang.
Sejauh itu, tentu yang lebih utama ialah sama sekali menutup. Akan lebih mulia bila ada muslimah yang baru diketahui kecantikannya oleh suaminya setelah menikah... Pertama, artinya si cowok tidak melihat fisik/kecantikan si cewek ketika mencintainya sebagai calon istri... Apa adanya.. Kedua, sebagai cewek, Kita memberikan sesuatu hal yang tidak pernah dipamerkan pada orang lain. Semakin sering dipamer semakin membosankan karena tidak misterius.
Setahu saya, berjilbab bukanlah pilihan, apakah saya siap atau tidak., melainkan merupakan suatu keharusan yaitu mau tidak mau harus mau. Jadi, jika anda memiliki maksud terpendam untuk berjilbab, janganlah ragu! Karena keraguan itu adalah nafsu anda yang akan menghambat anda ke jalan yang benar. Ketika ada ide... anggaplah itu hidayah Allah! Kalau perlu, paksakan diri anda., sebelum berubah pikiran.
Terakhir, menjadi jilbaber bukan berarti anda tidak dapat menggapai dunia...
Buktikan sendiri bila tdk percaya...