Selasa, 20 Desember 2011

Itu yang Disebut Romantis :*

Bersyukur.Itu mungkin kata yang terpikir oleh saya saat ini. Di tengah banyaknya masalah, saya merasa masih dikelilingi oleh orang-orang yang mencintai saya. Terkadang ada masalah yang muncul dan itu 'tidak-cukup-membuat-saya-sedih', tapi ada mereka. Ya, mereka. Mereka yang begitu perhatiannya kepada saya entah itu setelah tahu atau sebelum mereka tahu konflik yg melibatkan saya. Mereka yang terbawa emosi, bahkan lebih emosional dari saya, membela saya.

Terkadang karena itulah saya hanya bisa terlihat baik-baik saja bahkan rasa humor saya meningkat di saat saya 'bermasalah'. Cenderung tidak menceritakan semuanya dan memang tidak nyaman rasanya melibatkan mereka atas apa yang benar- benar saya rasakan. Karena apa yang saya alami akan mudah saya lupakan jika bersama mereka sementara mereka masih terbawa emosi. Terlebih saya cenderung mengambil keputusan yang tidak favorit. Inilah yang membuat saya sedih atas masalah yang menimpa saya, tidak ada yang mendukung pilihan saya :(




HmI Komisariat Kedokteran Unhas dan kawan-kawan setelah resepsi, salah satu 'mereka' bagi saya :D



Beberapa saat lalu saya dituduh tidak sayang keluarga, jarang berkumpul dengan sahabat-sahabat saya, sibuk dengan urusan ini-itu. Mungkin mereka salah mengerti, justru sayalah yang sangat merindukan mereka. Tidak mengucapkan, bukan berarti saya tidak sayang. Tidak protes, bukan berarti saya tidak cemburu. Dan diamnya saya justru adalah bentuk ketidaksukaan saya tingkat tinggi. Saya berusaha untuk selalu ada untuk kalian. Terima kasih untuk menyayangi saya sebagai mana saya apa adanya. Itu yang disebut romantis :*

Senin, 28 November 2011

Sedikit Pembelaan untuk Okaru

Terkadang bukan pemeran utama dalam suatu kisah yang dapat mencuri perhatian Anda dalam membaca sebuah novel, namun sekedar pemain pendukung kisah tersebut.

Saya suka membaca seperti saya malas membaca. Saya senang membaca suatu kisah yang pasti bagus dalam artian telah direkomendasikan oleh orang-orang sekitar saya. Walaupun terkadang ada juga hal yang membosankan, tapi saya tetap membacanya sampai saya menemukan cerita menarik dan membuat saya tenggelam dalam ceita itu. Sebut saja, Harry Potter series dan Twilight saga adalah contoh buku-buku yang saya baca karena sangat direkomendasikan oleh sahabat-sahabat saya. Perlu dikoreksi, mereka selalu mem”follow up” baik sengaja atau tidak sengaja apakah saya sudah membaca buku tersebut atau tidak. Seakan ada pesan yang mereka sampaikan lewat buku tersebut dan saya harus membacanya agar “nyambung” dengan mereka. Syukurlah buku-buku yang mereka rekomendasikan selalu menjadi box office, sehingga saya yang penggemar nonton film ini justru merasa tertolong telah membaca novelnya sebelum menonton.

Banyak karakter yang menarik dalam setiap novel, namun terkadang bukan tokoh utama yang menarik perhatian pembaca. Misalnya saja Jacob dalam twilight saga yang mampu mengkalutkan hati pembaca yang terkadang merasa menjadi Bella yang bingung harus setia pada Edward atau tidak. Dalam kehidupan sehari-hari, tentu saja kita menjadi tokoh utama dalam hidup kita. Namun di kehidupan orang lain? Apakah kita hanya kebagian peran menjadi seorang Jacob Black dalam kehidupan Bella Swan?

Beberapa bulan lalu, saya termakan janji untuk membaca suatu novel lama yang tidak pernah saya lihat di took buku sebelumnya, Kisah 47 Ronin. Saya mendapatkan file pdf dari novel ini dari seorang senior dan dengan bodohnya saya terlanjur mengiyakan untuk membacanya. Awalnya, saya hanya membaca buku ini sedikit-sedikit. Hanya dua bab awal dan saya sudah muak dengan tata bahasa jepang yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yang lumayan kaku. Terlebih saya membacanya di laptop dan artinya saya tidak lama-lama membacanya karena kesibukan dan mata saya yang sering perih bila berlama-lama di depan layar laptop.

Janji tetaplah janji. Berhubung saya sudah bosan ditanyai soal perkembangan membaca buku tersebut dan saya sedang libur, akhirnya saya memprint file tersebut setengahnya lalu setengah lagi ketika saya sudah selesai membaca hasil print awal. Buku itu bercerita tentang kesetiaan para Ronin terhadap majikannya. Mereka rela mengorbankan apapun demi membalas dendam kematian majikannya. Bahkan sampai ada yang rela bercerai dengan istrinya demi fokus dan meindungi istrinya dari hukuman yang mungkin ditimpankan kepada keluarga ronin yang memberontak. Cerita yang sungguh tidak romatis.

Bagian yang membuat saya tertarik dari novel itu adalah bagian pasca Oishi, ronin yang meceraikan isrinya tadi, mencelupkan dirinya dengan kehidupan geisha, ke dalam kehidupan Okaru sang geisha cantik yang memikat hatinya sejak pandangan pertama. Semua itu agar menyamarkan misi balas dendam mereka. Sebagai wanita (mendramatisir, ya, anggap saja saja mengerti perasaan seperti wanita) saya sangat sedih ketika Oishi terpakasa menceraikan dan memulangkan istri dan anaknya ke rumah mertuanya demi melindungi sisa keluarganya tersebut. Tapi tentu saja, emosi itu meluap ketika Oishi mulai mabuk-mabukan dan Okaru hadir dalam keidupan Oishi untuk mengobati kerapuhan Oishi.

Pada akhirnya Oishi meninggalkan Okaru ketika misinya sudah tersamar. Misinya berhasil dan ia dihukum harus melakukan “seppuku”. Sesaat senbelum kematiannya ia mengenang orang-orang yang ia cintai termasuk Okaru. Singkatnya, saya mengambil kesimpulan bahwa Oishi telah benar-benar tidak mengontrol perasaannya ketika menjalankan ide gilanya untuk menyamarkan misi utamanya. Hatinya entah itu hanya sedikit atau cukup banyak telah diisi oleh Okaru meskipun Oishi jelas mencintai dan bersyukur atas segala hal yang telah ia lewati bersama istrinya dulu.

Ketika beberapa bualn lalu saya ditanya mengenai apa yang saya pesan yang saya dapat dari buku ini, saya menceritakan kekesalan saya atas Oishi yang “womanizer”. Awalnya, saya menganggap buku ini adalah pelegalan atas perselingkuhan. Ya, saya memang sangat naïf. Meskipun saya sudah membaca bahwa di bab mengenai Okaru jelas jelas Oishi telah menceraikan istrinya, saya tetap merasa Oishi telah beselingkuh. Saya rasa ini tidak adil bagi istrinya, diceraikan dengan alasan ingin fokus dan mau melindungi keluarga mereka namun ternyata sang suami sempat terlibat cinta dengan sang geisha. Meskipun saya telah dijelaskan bahwa Okaru adalah orang baik dan pada dasarnya itu hanya sebuah taktik, saya tetap membenci Okaru dan menganggap Oishi tidak adil. Apakah kalau Okaru adalah orang baik maka itu akan mengurangi rasa sakit hatinya bahwa hati suaminya juga telah dimiliki Okaru?

Namun malam ini secara random saya teringat kembali kisah itu. Bagaimana ternyata saya terlalu fokus pada satu sisi saja? Bagaimana kalau saya salah menerjemahkan maksud penulisnya keika ia menceritakan Okaru? Bagaimana ternyata saya salah menegenali Okaru? Setiap wanita tidak ingin menjadi orang ketiga dan ketika dia menjadi orang ketiga, apakah dia salah? Apakah dia menginginkannya? Apakah dia tidak berhak untuk dibela? Apakah dia juga tidak sakit hati ketika sekelilingnya menceritakan tentang istri dan segala masa lalu keluarga Oishi?

Malam ini saya bersyukur telah memaafkan Okaru yang saya benci saat itu. Terlalu egois bila menyalahkannya. Mungkin seperti yang pendapat orang : “Soal Okaru itu mungkin karena bablas, just by accident”. Jujur saja, saya didik dalam keluarga yang menjunjung tinggi komitmen dan kesetiaan dalam berhubungan dengan siapa saja, baik itu keluarga, sahabat maupun dalam menjalankan organisasi dan tentu saja saya dulu cenderung memihak istri Oishi dan sekarang pun tidak berarti saya berbalik tidak mengasihinya. Beberapa bulan lalu, saya menyalahkan Oishi dan Okaru untuk insiden mereka dan menganggap bab-bab kebersamaan mereka merusak keseluruhan buku itu. Namun saat ini, saya melihat masalah ini dengan sedikit berbeda.

Kita tidak tahu kita telah membuat orang sedih ataupun kecewa atas kebahagiaan yang kita rasakan sekarang, namun semoga kita semua mendapatkan kisah dan akhir yang bahagia.

Makassar, 28 november 2011 2:11AM –saatnya tidur ! :D

Jumat, 06 Mei 2011

Selamat Malam, Sahabat-Sahabatku :)

Selamat Malam, Sahabat-sahabatku. Seperti yang kita sadari bersama, kita sedang berkonflik. Lalu mengapa kalian mempertanyakan apa itu konflik? Dengan iseng, saya akan menjawab mengenai definisi konflik yang saya dapatkan dari hasil 'browsing' lewat handphone.

Menurut Killman dan Thomas (1978), konflik merupakan kondisi terjadinya ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada dalam diri individu maupun dalam hubungannya dengan orang lain. Kondisi yang telah dikemukakan tersebut dapat mengganggu bahkan menghambat tercapainya emosi atau stres yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja


Nah, ternyata kita sedang ada di tahap ke-4 konflik yaitu Konflik terlihat secara terwujud dalam perilaku (manifest behavior). Definisinya adalah upaya untuk mengantisipasi timbulnya konflik dan sebab serta akibat yang ditimbulkannya; individu, kelompok atau organisasi cenderung melakukan berbagai mekanisme pertahanan diri melalui perilaku. Masih belum mau jujur terhadap perasaan masing-masing? Padahal sudah jelas manifestasinya : kita sudah tidak saling melempar komentar seperti (˘⌣˘)ε˘`) dsb.

Setelah saya tahu kenyataan yg ada, saya memutuskan tidak akan memaksakan lagi menyambungkan ini-itu lagi. Rasanya sudah lelah tidak dipercaya atau dicurigai maupun jika ada yg merasa sebaliknya. Tapi, saya tetap menyayangi semuanya secara utuh, masing-masing pribadi. Kalau ada salahku, saya minta maaf. Saya harap tidak ada lagi yg merasa disakiti maupun tersakiti. Maaf bila saya ngelantur malam ini, kebetulan lagi demam, maklum. :D

Rabu, 27 April 2011

Tambah Ilmu Selagi Muda

Pelatihan, pelatihan, dan pelatihan. Waktu masih maba dulu, saya sangat malas berhubungan dengan yang namanya pelatihan. Awalnya sih, malas ikut pelatihan atau yang akrab disapa 'pengkaderan'. Sederhana saja, saya merasa sudah cukup muak berorganisasi semasa SMA dan targetan saya ke depan ialah akademik, bukan organisasi. Tapi saya cuma bisa berencana, dan Allah punya rencana lain. Yup, sekali lagi saya 'terjerumus', hehehe.

Beberapa hari belakangan ini, saya baru saja mengkuti "Latihan Kader Kesehatan Nasional" oleh Bakornas LKMI HmI. Kebetulan Makassar jadi tuan rumah untuk pelatihan kali ini. Sebenarnya saya sempat bimbang mau ikut apa tidak, terlebih karena sehari setelah kegiatan diadakan ujian final sistem Urogenital. Dengan campuran rasa ingin menambah ilmu, menambah teman, tanggung jawab karena sudah janjian ikut sama Resty dan arahan senior, akhirnya saya ikut juga. Alhamdulillah, menyenangkan. Setidaknya saya bahagia selama kegiatan ini (dilihat dari seberapa sering saya loncat-loncat kecil, hehehehe).


LK Kes Nas Perdana dan dilaksanakan di Pusat Diklat Perindustrian, Makassar :D


Selain bertemu dengan teman-teman dari cabang LKMI HmI lain (Padang, Jakarta Raya, Depok, Ciputat, Manado) maupun teman secabang (yang dulunya tidak saling kenal menjadi akrab), saya juga berkesempatan menjalin silahturahmi dengan pengurus bakornas yang sebagian adalah senior-senior di komisariat. Ada beberapa senior yang 'mudik' dari jakarta karena mengurus kegiatan ini, seperti kakak-kakak pejuang baksosnas yaitu kak Ardi, kak Ukki, kak Uchie, dan kak Halik alias kak Hatam yang akhirnya bisa bertemu langsung setelah lebih dulu lomba cerdas cermat ria lewat bbm. Sekalai lagi dan tentu saja saya tetap jadi objek adik-tertindas mereka, hahaha.

Setelah pelatihan yang lumayan melelahkan, kita sempat rekreasi alias jalan-jalan bersama. Mulanya rekreasi di Bantimurung, lalu jamuan makan di rumah kak Halik, menemani teman-teman peserta lain berbelanja di Jl. Somba Opu, dan menghabiskan malam di anjungan pantai Losari. Di Anjungan pantai Losari, kita sempat naik bebek-bebek (akhirnya rasa penasaran saya terhadap bebek-bebek anjungan terjawab, hehehehe), dikerumuni adik-adik pengemis yang sedikit maksa, menonton pengamen yang punya gala ala anak-anak distro, dan tentunya berfoto-foto ria.

Awalnya saya kira acara rekreasi cuma sebentar cuma sebentar, makanya saya menculik Surya dan Mula untuk mengantar Saya, Resty, dan Kak Akbar yang menyusul karena urusan kuliah dan ujian. Ternyata sampai malam, bahkan mereka masih melanjutkan acara sampai tengah malam setelah saya diantar pulang. Ironisnya, kak Upik sampai kira hapenya hilang, padahal tadi hapenya sudah Saya dan Resty titipkan ke Akbar supaya diserahkan ke Kak Upik sebelum kita menyusul ke Bantimurung. Rupanya, pas sudah di maros, kak Akbar baru ingat soal amanah tadi. JAdilah sepanjang perjalanan di rekreasi Saya, Resty, Mula dan Surya menindas kak Akbar yang keburu takut 'dihabisi' sama kak Upik, hahahaha.


Jalan-jalan sampai malam :D


Mengikuti pelatihan seperti ini memang menyenangkan tapi tentu saja tetap membawa beban amanah untuk diaktualisasikan di kehidupan nyata. Bukankah kita latihan supaya ketika 'ujian' bisa sukses? Selagi muda, tidak ada salahnya menimba ilmu. Sudah tua pun, pelatihan masih tersedia buat kita misalkan petihan kepemimpinan untuk PNS seperti yang sekarang Papa ikuti selama hampir 2 bulan ini. Yah, kalau sudah terbiasa sejak muda pasti akan lebih santai dan bisa mengikuti ritme dan tahu cara 'kalasi', hehehe. Iman Ilmu Amal Padu Mengabdi, Yakin Usaha Sampai :)

Sabtu, 09 April 2011

Pilihan dan Memilih

Sebenarnya, malam ini saya tidak punya niatan untuk nge-posting di blog malam ini. Tadi saya tidak sengaja log in di laptop yang selalu terkoneksi dengan internet dan akhirnya banyak chat yang masuk dengan suksesnya. Salah satunya adalah chat dari seniorku yang galau akan pilihan hatinya. Dia sedang dihadapkan dengan kebimbangan perasaan dan pilihannta terhadap beberapa wanita yang ada di hidupnya sekarang dan beberapa kali dia condong ke wanita yang satu lalu ke wanita lainnya. Sebagai seorang wanita, tentu saja saya tidak setuju dengan sikapnya yang seperti ini. Tanpa tersadar saya mengetik saran yang sebenarnya justru untuk saya sendiri.

Allah dengan Maha Pemurahnya memberikan kita pilihan-pilihan dalam hidup kita termasuk dalam hal perasaan. Manusia hidup dengan MEMILIH SATU belahan jiwa dan menjalani satu pilihan untuk kemudian bersama dengan pilihan tadi memilih pilihan pada kasus lain. Misalnya XX memilih memberikan hatinya pada YY dan kemudian menjalani hari dengan YY untuk memilih pilihan lain pada hidupnya (pekerjaan, karir, keluarga, maupun pilhan untuk tetap bersama dengan YY diantara masalah yang ada). Manusia tidak bisa terus-terusan bimbang akan pilihannya lalu berharap pilihan itu terus ada. Konsekuensi dari sikap bimbang adalah pilihan-pilihan tersebut akan tambah memusingkan dan tiba-tiba pilihan-pilihan itu hilang satu persatu. Waktu terus berjalan dan pilihan-pilihan itu punya masa "expired". Kira-kira inilah yang tadi saya ketik.

Setelah mengetik kata "expired", saya baru sadar sepertinya saran ini juga sangat 'klik' dengan saya. Saya jadi teringat kata-kata Putri bahwa sebenarnya apa yang kita butuhkan untuk solusi masalah kita ada di diri kita sendiri (Allah telah memberikannya). Ketika kita 'curhat', cenderung kita hanya ingin meringankan perasaan hati dengan berbagi dan mendengarkan saran dari teman yang sesuai dengan jawaban hati kita sendiri tadi. Kali ini, saya menemukan sindiran untuk saya dalam saran saya terhadap masalah orang lain. Ya, ya, ya. Tanpa disadari saya telah melakukan apa yang saya tidak sukai, menjadikan perasaan orang lain pilihan-pilihan.

Banyak hal yan ingin saya pelajari saat ini. Bagi saya, kita harus bergerak ke arah positif demi yang kita tuju. Saya ingin belajar dan mahir memasak menu-menu yang lebih rumit. Saya ingin belajar demi pendidikan saya. Saya ingin belajar berenang demi banyak hal. Saya ingin belajar menabung supaya saya tidak terlena dengan fasilitas dari orang tua saya dengan menghamburkan uang. Ya, saya masih ingin memperbaiki diri dan menunggu pilihan-pilihan lain berguguran dan tersisa satu yang saya tuju. Yakin Usaha Sampai :)

Senin, 04 April 2011

Selepas Acara

Tidak terasa minggu depan sudah Mid Test "Sistem Urogenitalia" dan (yup) saya belum siap. Rasanya baru kemarin ujian final Respirasi, eh, sudah ujian lagi. Nasib.. Nasib.. Berbanding terbalik dengan kehidupanku yang dipenuhi rutinitas akademik, teman-teman seangkatan LKTM Ekonomi -ku (PROVOCATE) malah lagi sedang sibuk pemilu raya. Yah, lumayan banyak diantara anggota PROVOCATE yang ikut sebagai calon ketua himpunan dan ketua senat. Wah, wah, wah. Memang selalu ada cerita lanjutan selepas acara. Semoga berhasil, guys!


Provocate :: peserta Latihan Kepemimpinan Tingkat Menengah Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin. :D


Bagaimana dengan pemilu raya di KEMA FK Unhas? Yup, sejauh ini belum ada calon 'pasti' alias calon yang betul-betul menyatakan bercita-cita menguatkan KEMA dengan cara menjadi Ketua BEM. Belum ada calon dan kubu sejauh ini. Tapi tim pendahulu Pemilu Raya sudah terbentuk dan angket sepertinya sudah akan disebar. Begitupun dengan SINOVIA yang rencananya mau mengangkat topik ini di buletin magang. Sepertinya isu pemilu raya sudah semakin dekat dan mulai mencair dari bekuannya.

Sejauh ini, situasi masih tenang, aman dan terkendali. Semua badan khusus sedang menjalankan perekrutan dan belum ada tanda-tanda keberpihakan atau pembuatan kubu. SINOVIA masih menjalankan magang sehingga bilik kecil ramai dikunjungi. Berbeda dengan tahun lalu saat saya masih magang, permainan yang sedang populer dimainkan di bilik bukan uno kartu lagi melainkan uno balok. Intinya tetap, UNOVIA, hahaha.

Yup, saya sedikit insomnia malam ini. Banyak hal lucu nan ajaib yang saya tonton dari layar datar begitupun dengan hal agak serus. Malam ini saya dapat sms tentang sebuah quote di film "A Walk to Remember". Masih ingat film ini? Yup, film cerita cinta si gadis penderita leukimia dan preman insaf itu (lho? kok serasa FTV Indonesia).
Love is always patient and kind. It is never jealous. Love is never boastful or conceited. It is never rude or selfish. It does not take offense and is not resentful.
Sebagai orang yang tidak begitu mengerti falsafah cinta atau apapun itu, Saya belum mengerti arti dalam untaian kata ini. Ada yang paham?

Lalu malam ini ditutup dengan BBM salah alamat dari teman kecilku yang super galau di tengah malam ini. Isinya "Sayaaaaaaanggggg" . Rupanya dia salah BBM karena tidak pakai kacamata pas ngetik, hhahahaha. Malam-malam memang waktu yang tepat buat galau (bagi yang berminat). Lihat saja, timeline twitter jadi sentimentil nan galau semua. Sepertinya akan ada tendensi bahwa orang begadang bukan karena insomnia tapi karena galau, hahahaha.

Selasa, 29 Maret 2011

Tulisan

Ada yang bilang "tulisan seseorang menggambarkan penulisnya". Terkadang sada yang menyalah artikannya seolah-olah ketika seseorang menuliskan untaian kata-kata yang hendak dikeluarkan dari pikirannya berati dia sedang merasakan hal itu. Padahal belum tentu, bukan? Bisa saja si penulis cuma menemukan inspirasi dan apresiasi terhadap suatu hal yang dia amati (tidak mengalaminya secara langsung).
Memang, menulis adalah dapat membuat penulis menuangkan isi hatinya. Tapi terkadang juga isi pikirannya yang berbau imajinasi atau pengamatan. Ya, pesan sebuah tulisan memang sudah tereduksi akibat ulah sentimentil nan galau dari penulis di jejaring sosial. Banyak pengguna jejaring sosial mulai menikmati fasilitas "curhat-colongan" dengan berbagai pesan singkat yang juga dapat berguna untuk menarik perhatian atau bahkan mencari perhatian orang lain. Ya, setiap orang lain ingin diperhatikan dengan caranya masing-masing.
Selagi itu hal-hal yang berbau positif dan tidak mengumbar kebencian yang berlebihan terhadap sesuatu, menurutku tidak ada yang salah. Tapi ya, sekali lagi, terkadang syarat tadi tidak terpenuhi. Masih banyak orang yang menggunakan jejaring sosial atau media untuk mengumbar kebencian dan memancing emosi dari pihak lainnya. Saya berharap, sebaiknya yang waras mengalahlah alias jangan mudah terpancing dengan umpan tidak layak sejenisnya.
Kembali lagi ke topik tulisan dan penulis. Tulisan dapat membuat provokasi yang belum tentu dimaksudkan oleh penulis ketika dia menuliskannya. Seperti Shakespeare yang menulis tentang roman Romeo&Juliet tak bermaksud membuat kisah cinta sehidup semati melainkan kisah indahnya perdamainan, tapi justru sisi 'sehidup-semati' yang lebih diapresiasi oleh pembaca. Mungkin sebaiknya kita sama-sama belajar semiotika dan hermeneutika untuk membahas lebih lanjut :)

Minggu, 27 Maret 2011

Kala

Ada kalanya kau sangat manis dan saya sangat menginginkanmu
Kau sangat baik dan saya jenuh padamu
Kau sangat lamban dan saya benci mengingatmu
Kau sangat mengumbar rasa itu dan saya sangat muak

Ada kalanya saya acuh dan kau sangat perhatian
Saya memikirkan yang lain dan kau tetap ada di sana
Saya lebih mementingkan yang lain dan kau sibuk dengan duniamu
Saya ragu dan kau tetap tidak meyankinkanku

Ada kalanya saya terharu dan berterima kasih atas kebaikanmu
Sepersekian detik kemudian, logika dan perasaan lain mengacaukan lagi


Kita lihat saja nanti :)

Rabu, 23 Februari 2011

Logika, Perasaan, Teori, dan Praktek

Terkadang, saya aneh mendengar pendapat beberapa orang yang berkata kepada saya "Kau orang yang berlogika ketimbang perasaan". Mereka membanding-bandingkan saya dengan wanita lain yang katanya memakai perasaan dalam bertindak. Salah satunya ialah membandingkan saya dengan Dede, sahabat saya sendiri. Ada yang bilang meskipun kami bersahabat, kami seperti dua sisi mata koin. Saya dengan sisi logika sementara Dede dengan sisi perasaan. Tulisan ini bukan tentang perbandingan saya dan Dede tapi tentang kesalahan pendapat orang-orang di sekeliling kami. Setidaknya dalam hal pemakaian dua sisi tersebut dalam memaknai cinta.
Saya adalah seorang yang minim dalam hal pengalaman/ praktek hubungan silahturahmi dua insan. Bila ada yang berkonsultasi alias curhat kepada saya tentang perasaan galau maupun kalut akan hubungannya, tentunya saya hanya bisa berteori secara logis. Sedangkan Dede adalah tipikal orang yang cukup dewasa di mataku dan sedikit banyak lebih berpengalaman di bidang kasih sayang daripada saya. Hal itulah yang membuat orang mencapnya sering memakai perasaan walaupun tidak sepenuhnya demikian.




Dede dan Dini @ Baksosnas HmI : Halmahera, 29 Januari 2011


Tentunya teori tanpa praktek sama saja dengan dongeng sebelum tidur. Semua terlihat sempurna namun susah diwujudkan. Dalam hal ini, selagi saya belum berpengalaman di bidang interaksi dua insan, saya belum bisa dikatakan pemakai logika dalam menghadapi permasalahan. Semua masih bisa berubah, bisa saja saya berubah dari si "batu" menjadi si "manja", hahaha. Apapun itu, semoga dua sisi koin dapat hidup rukun dan berbahagia dengan jalan yang halal #eh

Minggu, 20 Februari 2011

Ada yang berbeda

Seharusnya saya sudah tahu bahwa mulai tahun ini banyak hal yang akan berbeda dan tidak biasanya. Mulai dari kegilaan 'ngepet' dari klinik satu ke klinik lainnya bersama pecinta baksosnas, menjalani baksosnas dengan banyak kejutan baru setiap hari, sampai kembali kuliah yang setiap harinya ada saja hal aneh tapi nyata. Padahal selama kuliah saya jarang sekali 'ngepet', banyak yg tidak tahu saya suka mengerjakan pekerjaan rumah, dan biasanya sistem tidak pernah "sesusah payah' ini. Yah, semua berproses.


Peserta dan Pejuang Baksos Nasional HmI Komisariat FK Unhas di atas kapal Feri menuju kembali ke Ternate setelah hampir seminggu berkeliling untuk memberikan pelayanan kesehatan di Halmahera :)


Dari beberapa hal yang terjadi begitu cepat, saya cuma bisa menyimpulkan bahwa suatu hubungan, entah itu terhadap siapa saja, butuh usaha dalam menjaganya. Usaha dalam arti memahami keadaan, kondisi dan juga saling perhatian. Bila tidak ada, ya tunggu saja hubungan atau interkasi itu memudar. Memang harus ada yang usaha, tapi rasanya lelah juga memahami dan perhatian dengan orang-orang yang tidak merespon balik atau malah salah paham kalau mereka sedang saya tinggalkan. Hey, saya berusaha di sini! Bagaimana dengan kalian?

Jumat, 28 Januari 2011

Setitik Rahasia

Pernahkah kalian mempunyai rahasia yang sangat menggiurkan untuk dibeberkan?
Pernahkah kalian punya rahasia yang terkadang memaksa kalian untuk pindah dari satu kebohongan yang satu ke kebohongan lainnya?
Pernahkan dalam hati kalian timbul perasaan ingin kelaur dari kekangan karena sedang menjanga rahasia?
Pernahkah kalian berpikir untuk lebih baik tidak mengetahui sesuatu daripada tersiksa karena mengetahuinya?

Besar kecilnya sebuah rahasia, terkadang ada fase dimana kita tidak tahan untuk terus menyimpannya. contoh sederhananya ialah orang yang sedang mengerjai temannya selalu menahan tawa dan bahkan keceplosan tertawa ketika melihat temannya mulai kebingungan. contoh kompleksnya? ya bisa banyak hal. Saya salah satunya ;)

Sabtu, 01 Januari 2011

Sedikit Catatan di Tahun Baru

Selamat dini hari semuanya. Selamat Tahun Baru 2011 :D
Setelah sekian lama akhirnya saya punya waktu untuk diri sendiri juga *menangisterharu. Setahun terakhir ini banyak hal yang sudah terlalui dengan terkadang bergosip ria dengan para wanita, belajar dengan sok tekun dengan teman sejawat; tertawa terpingkal-pingkal melihat ulah para lelaki kaum 'tidak goyang'; menangis tersedu-sedu karena orang yang untuk saat ini saya anggap asing. Kemarin adalah hari terakhir di 2010 dan kalau menurut serial tv adalah hari tergalau bagi orang-orang di sekitarku. Yah, galau, galau, galau! Syukurnya saya belum ikutan galau, hehehe.

Kalau ditanya mengapa galau, saya juga bingung. Intinya karena cinta atau L-O-V-E. Hampir semua galau karena kesalahpahaman. Ternyata banyak cinta lokasi di sekitar saya *berasaartis, hehe. Semua terkuak baru-baru ini dan secara sadar tidak sadar merubah peta interaksi antara kami. Satu pesan yang saya tangkap:
if you love someone, you should tell your friends so they do not make mistakes that could complicate the situation
Sebagai orang yang kurang peka, saya sering kali membuat kerumitan diantara mereka. I'm so sorry, guys :'(

Saya sendiri adalah anggota kaum skeptis mengenai cinta. Sejauh ini bukan penganut pacaran dan meragukan rasa cinta sesama manusia (pria dan wanita). Tapi sejujurnya, saya menunggu hal itu terjadi pada saya. Saya sangat percaya tidak ada yang namanya persahabatan antara wanita dan pria karena pada akhirnya pasti sempat berpikir untuk memiliki. Jujur ada beberapa orang yang pernah mengisi hari-hari dan menimbulkan sensasi cinta selayaknya dongeng menjelang tidur. Tapi itu tidak lama karena keapatisan ini. Mungkin saya yang terlalu berharap banyak, memasang standar tinggi dkk tapi entahlah toh bukan saya yang menentukan jodohku.

Umur saya masih remaja (masih nine-TEEN, hehe) dan belum saatnya memikirkan dunia percintaan yang serius. Tidak ada waktu dalam hidupku untuk hal begituan karena sedari dulu saya percaya bahwa hanya Allah yang mampu mengendalikan perasaan bahagia yang bagi sebagian orang percaya itu hanya muncul dari cinta pada seseorang. Terkadang, saya akui merindukan tempat bersandar. Selama ini saya hidup terlalu 'single fighter' dan terkadang dipercaya melakukan banyak hal dimana sebenarnya saya berharap ada kaum adam yang bisa berada di posisi itu. Hal ini membuat saya merindukan sosok jiwa kepemimpinan tinggi, kharismatik, dewasa, sabar tingkat tinggi dan lebih segalanya dibanding saya dalam bidang apapun. Bukankah Hawa tercipta untuk melengkapi kesempurnaan Adam?

Saya sempat tertegun dengan suatu materi di BASTRA dimana pematerinya menanyakan kecocokan kita dengan pasangan yang kita harapkan. Ya, sejauh ini saya berusaha menjadi layak untuk Adam saya kelak. Entah siapa dia, yang saya harap kami serasi, seimbang meski mungkin tidak selaras. Bukan dengan memasang target ingin tipe yang sempurna, saya hanya tidak ingin menyesal kemudian. Saya tidak ingin ada istilah "pengisi waktu luang" . Sekali lagi bukan saya yang menetukan jodoh saya kelak, tapi inilah kekurangan saya yang sedang fokus mengejar Adam-ku.

Menurutku, jatuh cinta itu anugerah karena sampai saat ini pun saya jarang sekali bisa jatuh cinta. Bahkan menurut teman-temanku, hal yang saya rasakan itu bukan cinta. Ya, kadarnya memang sedikit bahkan terkadang hanya meradang ketika saya punya waktu untuk mengingatnya. Mengekspresikannya cinta juga adalah hal yang patut diapresiasi mengingat saya tahu bagaimana perasaan tidak menentu ketika sedang (saya kira) menyukai seseorang. Saya sadar dan saya juga tidak ingin menjadi wanita korban pendidikan (begitu istilah Mama, hehehe) makanya saya berharap ke depannya saya bisa mengurus diri sendiri sehingga hari saya juga bisa dibagi dengan si Adam kelak.

Saya ibaratnya komentator bola dalam pertandingan yang timnas jalani. Saya bukan pelaku atau oemain di lapangan hijau tapi sesekali turut nimbrung dan kebanyakan sok menggurui kisah cinta teman-teman saya yang lain atas dasar sayang terhadap mereka. Tapi, saya tetap tahu bahwa Irfan Bachdim, Okto, dan Bepe adalah pemain yang bisa diharapkan dalam suatu pertandingan. Dengan segala kekurangan yang saya miliki saya terkadang mengacuhkan pelanggaran-pelanggaran dari timnas yang di mata saya tidak ada. Saya mohon maaf bila ada yang tersakiti atau marah tidak setuju dengan pendapat saya di postingan ini. Saya rasa kita cukup dewasa untuk memahami posisi dan impian masing-masing :)

Malam ini banyak mengingatkan saya mengenai kegalauan saya saat belum menginjak dunia perkuliahan. Hal yang membuat saya galau bukan karena perasaan yang tertunda saat itu tapi keadaan saat ini yang sepertinya tidak ada jalan kembali dekat setidaknya sebagai sahabat dengan lelaki yang pernah membuat saya gila memikirkan banyak kemungkinan yang terjadi. Yang kini seperti sangat berbeda dan acuh terhadap saya. Cerita ini adalah salah satu pembelajaran dalam hidup saya bahwa kedekatan atau interaksi yang dekat dulu bisa saja memudar sepudar-pudarnya.


*perfect for each other*
hahahaha, mau bergaya belepotan malah ketangkap sama monyet trans.studio ;p



Tahun yang diawali dengan kasus kegalauan di sekitarku ini semoga menjadi tahun yang menyenangkan. Saya bisa lebih mandiri, lebih tepat waktu. Semoga liburan kali ini cukup panjang supaya saya bisa belajar menyetir mobil sendiri sehingga terkadang bisa lepas dari status TKW Arab alias tebengan, hehe. Saya juga bisa lebih fokus membedakan hal yang penting di masa depan dan mana yang bukan.

Sekali lagi HAPPY NEW YEAR 2011 !
Semoga segala impian bisa berprogress dan berhasil pada tahun ini :D