Selasa, 20 Maret 2012

Akumulasi

Selamat datang, sistem Tumbuh Kembang dan Geriatri! Akhirnya ku menemukanmu, hehehe. Tidak terasa sudah mendekati akhir siklus preklinik dan harus berhadapan dengan sistem-sistem yang menakutkan menurut cerita senior-senior. Faktor pemicu stress juga sangat memuncak akhir-akhir ini. Mungkin sudah banyak yang jenuh dengan rutinitas preklinik. Semuanya sudah menuju titik akhir, menuju titik awal yang baru.

Hari ini saya hanya bisa mengikuti satu topik kuliah saja. Harga BBM segera dinaikkan oleh Pemerintah yang tampaknya tidak peka melihat penolakan kebijakan tersebut memaksa mahasiswa dan beberapa organisasi lainnya untuk turun ke jalan alias melakukan unjuk rasa. Tentu saja sebagai orang yang entah-sering-dikandangkan-atau-memang-seharusnya ikut mendampingi bapak Ketua BEM Kema FK Unhas *tepuktangan3kali*. Untung saja kuliah yang tadi saya ikuti sangat menarik: Obesitas pada anak.

Duduk di bangku belakang kini tidak lagi menghalangi kualias belajar di RKF. Sekarang sudah ada layar LCD di tengah ruanganterlebih ryan sang operaor kelas telah kembali kuliah di RKF #eh. Setelah saya pikir-pikir kuliah tadi sore menarik karena banyak hal, misalnya: dosennya adalah role-mode bagi saya, saya duduk di belakang namun di depan residen sehingga harus fokus, proyeksi LCD di belakang jauh lebih bagus daripada yang di depan, dan banyak statement yang 'jleb'.

Ketika input(makanan) lebih besar daripada output (energi yang dikeluarkan dalam beraktivitas), maka akan terjadi proses akumulasi yang akan menyebabkan obesitas
Kalimat ini sangat menjawab semua pertanyaan yang ada di kepala saya tentang banyak hal yang terjadi di sekeliling saya, baik itu masalah berat badan saya yang selalu mendekati interpretasi 'overweight', organisasi, keluarga dan pergaulan saya. Ya, akumulasi. Seperti materi kuliah yang saya ikuti: kita tidak sadar atau sebenarnya membiarkan atas dasar maklum sampai akhirnya healthy child sudah menjadi adult-obese yang susah ditangani.

Menurut ilmu Onkologi yang insya Allah tetap saya cintai, akumulasi dari sel yang gagal untuk diatur akan menjadi tumor dan berlanjut ke fase-fase berikutnya. Bicara soal onkologi, tidak jarang saya mendengar nasihat orang tua untuk tidak memendam emosi maupun perasaan supaya tidak terkena kanker (menurut mitos menghindari kanker payudara). Salah satu caranya adalah tidak menyakiti diri sendiri. Tapi untuk saya, sangat sulit untuk membulatkan tekad untuk menhindari faktor pencetus sindrom-menyakiti-diri-sendiri. Tentu saja masalah yang datang terus mengakumulasikan perasaan yang tidak nyaman pada saya. Tentu saja ini adalah masalah, memang ini saat yang tepat untuk 'detox dini'.

Setelah melakukan banyak pertimbangan baik itu timbang berat badan dan timbang perasaan, kali ini saya akan benar-benar serius dalam menjalankan niat-niat yang ada di kepalaku. Banyak hal yang harus dieksekusi mulai dari tanggung jawab, diet sehat, komitmen bagi diri sendiri dalam besosial-ria, dan tentu saja perbaikan diri. Sejauh ini semua program sedang saya jalankan dan Alhamdulillah sampai saat ini lebih bahagia dari sebelumnya dan lebih tentram. Semoga tekad kali ini tidak luntur, amiin O:)