Sabtu, 27 Oktober 2012

Rangkaian Kata

Dan maafkan  diri ini karena sudah berdosa terhadap perkembangan otak  sendiri dalam merangkai kata dan mengekspresikan emosi. Belakangan ini saya sepertinya sudah jera dengan dunia maya dan sedang sangat menikmati realita yang ada di hadapanku. Memang benar, yang nyata lebih membahagiakan. Apa yang selama ini saya upayakan terwujud: lulus preklinik tepat waktu, menjalani dunia co-asst. dan ditemukan oleh lelaki yang kini saya upayakan untuk menjadi yang terakhir dan selamanya. Alhamdulillah :)

Sabtu, 18 Agustus 2012

Usai


Dan, begitulah. Telah selesai dan sempurnalah kisah seorang kakek dan cucunya. Kisah pendewasaan yang penuh liku-liku. Kisah tentang seorang gadis dengan harapan, pembelajaran, dan kesalahpahaman. Tentang usaha untuk menyamakan langkah dan memperbaiki diri agar pantas.
Hati ini mengaku sudah tak ada tersisa lagi, telah usai. Tapi ketika betul-betul telah sampai waktunya, pipi ini tetap basah. Seakan selama ini telah siap menunggu saat ini. Rasanya perih seperti ketika luka lama yang dicungkil dan diberi asam lagi. Ternyata memang ini saatnya.
Sekarang hanya ada setitik kecil di hati yang meronta seakan masih percaya keajaiban itu ada. Lalu dimana tadi semua cerita untuk yang lain? Dimana dirimu? Gadis ini takut terlarut lagi. Semoga ini cuma efek kelegaan setelah sekian lama.

Menatap ke cermin, masih tertempel memo kuning itu. Yah sudahlah, toh sudah berakhir. Saatnya melepaskan tempelan memo artinya :')

Rabu, 18 Juli 2012

Arti Ketulusan (?)

Malam ini terlintas pentanyaan di kepalaku "Apakah arti ketulusan?". Sebetulnya dalam hati mungkin kita bisa membedakan sikap kita tulus atau tidak terhadap orang di sekitar kita, namun saya masih naif untuk membedakan mana orang yang tulus mana yang bukan. Atau mana yang tulus mana yang sekedar memanfaatkan diri kita untuk kepuasan pribadinya. Lalu sepertinya saya harus mengenal batasan tulus itu sampai sejauh mana untuk mengenalinya.
Nah, ketidaktahuan seperti ini yang hanya akan menyesatkan pilihan yang kita buat. Salah pilih, salah melangkah. Dalam setiap hubungan setiap orang menginginkan ketulusan. Banyak yang menuntut ketulusan dari dengan menguji hati bahkan terkadang mempermainkan perasaan orang lain. Misalnya saja ketika seorang wanita didekati oleh pria (atau sebaliknya), salah satu pihak cenderung terus mencari-cari ketulusan dari lainnya. Tapi apakah diri ini sendiri sudah tulus? Atau hanya sekedar menerima apa yang ada untuk menghindari konflik? Sepertinya malam ini saya belum bisa menjawab pertanyaan ini.

(Efek nonton film serial Korea. Kalau ngawur, mohon diabaikan :D )

Tentang Rindu

Rindu itu selalu ada untuk kalian. Tapi karena adanya kerja antagonis dari nervus parasimpatis-simpatis sehingga seakan saya pun tak merindu. Hanya rasa pilu dan air mata yang menetes tanpa sadar yang bisa menjawab keraguan itu itupun jika kalian bisa merasakannya. Tidak bisa juga saya pungkiri bahwa sebagai manusia biasa tidak setiap detik saya tersiksa oleh rindu itu.

Karena rindu itu saya simpan di lubuk hati dan dibentengi dengan tembok tebal hingga tak terlihat. Itu semua saya simpan secara hati-hati karena saya tidak akan membiarkan diri saya terlarut lagi. Itu semua karena saya tahu betapa kecewanya dirimu dan diriku ketika kita terjebak dalam kesalahan. Itu semua karena kita harus melanjutkan hidup. Tidak peduli betapa perihnya rindu itu menyayat, kita harus terus maju.

Saya akan terus mengenal watakmu kapanpun itu seperti kamu seharusnya mengenal saya. Meski jarak memisahkan, meski tidak ada lagi lisan terucap, dan meski apapun itu saya tetap berdoa untukmu. Karena saya tidak bermaksud meninggalkanmu sama seperti kamu juga tidak. Mungkin kita sekarang cuma mengambil jalan masing-masing.

Live your life well, bbf :')

Sabtu, 07 Juli 2012

Alhamdulillah, KKN minggu ketiga :D

Ini sudah minggu ketiga Kuliah kerja Nyata (KKN) ang. 82 Unhas dan saya  masih belum measakan kerepotan dan segala hal tidak menyenangkan lainnya selain sinyal yang hilang timbul. Belum ada masalah seperti ini yang membuat saya lebih cemas. Seakan-akan sedetik kemudian akan ada masalah. Ya, saya akui tetap ada masalah dalam kehidupanku beberapa minggu ini tapi bukan berasal dari KKN beserta orang-orang yang terlibat di dalamnya. Sepertinya KKN adalah liburan, pembersihan jiwa, maupun terapi kedamaian buat saya.
Alhamdulillah, tidak ada hal yang bisa saya komplain mengenai posko Botto dan orang-orang hebat di dalamnya. Semua serasa begitu pas. Sudah lama saya tidak setentram ini. Jauh dari kesibukan, masalah, dan akhirnya saya punya waktu untuk berlibur. Saya akhirnya punya waktu untuk berkutat di dapur meskipun itu hanya untuk masakan siap olah, bermain dengan anak-anak pemilik rumah dan tentu saja berbagi dengan sepuluh pejuang kkn posto Botto lainnya. Ketentraman seperti ini seperti hadiah yang menyenangkan :)
Sejauh ini kegiatanku hanya jadi anak rumahan di posko. Menjalankan program kerja dan persiapannya secara bersama-sama yang memang sepertinya agak ribet utuk posko yang terletak di daerah 'kota'. Mandi pun dijadwal karena terkadang air tidak mengalir sementara kita harus menghemat air bak sampai hari berikutnya. Berkumpul di depan TV dan bisa dikatakan lebih fokus saat CTM (curhat time) daripada rapat posko adaah kegiatan avorit posko.  Walau hanya sekedar menonton deretan film bersama-sama dan bermacam kegiatan 'quality time' ! Oh iya, tidak lupa juga menjadwalkan sederet acara liburan yang terhalangi karena hujan deras akhir-akhir ini.
Mungkin karena saya sudah demisioner dari segala kegiatan di kampus, KKN terasa sangat damai dari beban kegiatan di Makassar kecuali OSCE. Banyak juga masalah yang baru saya ketahui saat di posko dan mungkin itu juga jalan Allah untuk menjauhkan saya dari faktor stress dan saya menganggap itu adalah cara Allah menyayangi saya. Terlebih, mempertemukan saya dengan empat abang dan enam saudari yang sedikit demi sedikit membuat saya kerasan di posko ketimbang di Makassar. X))

Kamis, 21 Juni 2012

Random

Random. begitu banyak hal ingin saya tuliskan tapi entah kenapa hilang ide begitu ada kesempatan. Mungkin karena terlalu banyak hal yang ingin saya ceritakan tapi masih acak di kepalaku sehingga pas keluar jadi macet seperti ini. Mungkin juga memang perasaan yang saya rasaka memang sedang aneh-anehnya jadi mood dan gaya penulisanku jadi semacam absurd, haha. Yah, banyak hal terjadi dan sepertinya saya sedang hilang arah.

Semestinya saat ini saya sedang ada di Desa Botto, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng dan sedang menjalankan tugas (atau mungkin liburan?) Kuliah Kerja Nyata (KKN). Tapi, karena sedang UAS sehingga prodi PDU mendapat izin tinggal sampai Kamis di Makassar. Saya sangat berharap agar saya dapat menjalani KKN seperti liburan bersama 10 orang dari fakultas yang berbeda di suatu desa yang asri dan tentu saja sebagai penyemangat sebelum masa klinik dimulai. Saking semangatnya, pikiran saya pun mulai terpecah anatara UAS, persiapan KKN, dan tentu saja persiapan ujian OSCE yang nanti diadakan di pertengahan KKN. 

Perasaan aneh malam ini agak aneh juga ya? Sebenarnya selain menunggu nilai semester ini diumumkan, OSCE, dan KKN tidak ada yang perlu saya khawatirkan. Alhamdulillah, saya sudah demisioner dari BEM dan komisariat begitupun di bagian Faal. Tapi mungkin memang sekarang saya jadi anak rumahan yang tidak ada kerjaan itu iya.  Biasanya saya (sok) sibuk sampai bisa pulang larut malam sekarang cuma sejam-dua jam di kampus. Agak aneh tapi menyenangkan juga.

Persiapan untuk 'liburan' sudah selesai sisa berangkat ke lokasi begitu UAS selesai, Tapi, berhubung Uni Putri akan wisuda (lebih tepatnya nanti pagi), keberangkatanku juga tertunda. Yah, tentu saja untuk ada di samping kakakku di hari bahagianya itu. Masih tersisa juga perasaan ingin menebus dosa akibat keegoisan diri ini pergi Baksosnas Palu sehingga pada ujungnya wisudanya tertunda karena tidak fokus mengerjakan skripsinya di tengah kondisi dimana nenek masuk ICU saat itu. Yup, It will be her big day and I'll be there for her no matter it takes~ tsahtsah!

Semakin mendekati jadwal 'liburan', timeline dan recent updates BBM pun dibanjiri status tentang KKN. Nasihat yang paling sering saya dengar bukan tentang tips menyelesaikan tugas KKN tapi justru tentang cinta lokasi di KKN. Bahkan saat kelas pembekalan KKN pun cinlok dibahas di setiap sesi materi. Sepertinya banyak yang jadi korban sewaktu dulu, hhahaha. Orang yang paling ngotot ya, tentu saja Mama. Setiap hari kayak nya itu yang dimasukkan dalam wejangannya. Lengkap dengan promosi bahwa anak tehnik itu hebat blablabla terutama tehnik sipil. Yah, ujung-ujungnya promosi jurusannya Papa, hahahaha :D

Sejauh ini, sepertinya calon teman seposko saya sangat menyenangkan. Begitupun dengan kondisi desa yang akan saya tempati. Paling tidak katanya desa saya dekat dengan mesjid raya Soppeng yang pernah saya kunjungi saat study tour SMA. Belum lagi ada info kalau di desaku ada Alfamidi dan pasar malam, hehe. kelihatannya 'liburan' ini akan berlangsung sukses. Semoga saja :)

Sabtu, 21 April 2012

Praktikum PoA versus Macet

Apa kabar praktikum PoA? Saya masih dalam perjalanan menuju kampus di tengah kemacetan kota Makasar saat seharusnya saya harus ada untukmu di ruang kuliah Faal (RKF). Sebuah truk di jalur menuju kampus tercinta (antara Adipura dan jembatan Tallo) terparkir tidak berdaya memacetkan kota. Bukan, bahkan bisa dikatakan membuat kendaraan parkir, tak bergerak sama sekali dalam waktu yang cukup lama. Kota ini seperti 'salah penataan', sedikit saja terhambat sudah macet.

Sebenarnya saya sudah tahu kalau dari pagi ada macet karena ada truk yang (kabarnya) bannya pecah. Makanya saya sengaja ke kampus tidak terburu-buru, berharap macet sudah usai ketika saya berangkat. Paling tidak, bisa lewa tol. Tapi ternyata, maetnya belum juga selesai dan Mama tidak mau lewat tol. Alhasil dua jam terkatung-katung dalam macet dan dalam perasaan "bisa tidak ya, saya ikut praktikum setelah telat lebih dari satu jam?".

Lebih menggalaukan lagi, sinyal di sekitaran Panaikkang sangat jelek. Saya tidak bisa memantau via recent update BBM info siapa saja yang telat atau apakah ada kemungkinan bisa ikut praktikum. Sekiran jam 11 akhirnya saya melewati truk 'biang'kerok' kemacetan pagi ini. Waktu itu sekitar tiga jam lebih sejak recent-update tentang macet dimulai, sekitar satu jam lebih dari jadwal praktikum PoA atau lebih tepatnya dua puluh menit sebelum praktikum berakhir. Eh, kenapa truk-biang-keroknya belum diderek, Pak Polisi? (-__-)a

Macet mengajarkan saya banyak hal hari ini. Mungkin karena memang saya sedang sok puitis, sok dramatis, dan sok peka, saya menganggap fenomena macet itu seperti kehidupan. Kita menunggu giliran maju dan terkadang mengekor dengan mobil yang ada di depan mobil kita. Supaya bisa terus maju, kita harus punya strategi bertahan di lajur yang lebih lancar. Bisa saja kita pindah lajur ke kiri maupun ke kanan namun, kita harus ingat terkadang jalanan makin sempit dan bisa saja lajur kita terpaksa mengalah.

Mobil yang ada di depan kita bisa saja nantinya akan ada sejajar dengan kita maupun bisa di belakang kita, begitupun sebaliknya. Lebih mudah di belakang mobil yang sama ukurannya karena artinya mobil kita bisa melewati jalur yang mobil tadi lalui. Sebaliknya, berada diantara truk dengan lajur yang sempit adalah pilihan sulit. Terkadang kita memilih untuk tidak maju karena takut terhimpit. Semua ingin terus maju yang membedakan ialah kemampuan mengambil kesempatan. Sama seperti persaingan dalam kehidupan.

Setelah melewati truk tadi, jalanan sangat lancar begitupun dengan recent-update BBM. Sempat terpikir tidak hanya saya yang telat, tapi melihat recent update yang tidak segalau dugaanku artinya prognosis buruk. Benar saja, sampai di kampus ternyata sisa 10 menit lagi praktikum selesai. Untung saja tadi saya cukup beruntung untuk lincah di saat yang tepat. Setelah praktikum rupanya tidak ada lagi kuliah. Artinya perjuangan saya untuk ke kampus demi 10 menit saja ? Sungguh tidak rela. X_X

Selasa, 17 April 2012

Mengitung Mundur

Mungkin terlalu cepat untuk menghitung mundur waktu lepas dari beberapa jabatan yang selama setahun belakangan ini mengoyakkan hidup saya. Ya, paling cepat sebulan lagi. Sebulan lagi saya akan lepas (paling tidak terbebas dari tanggung jawab sebagai pengurus) dari tiga amanah: BEM, HmI Kom. Kedokeran Unhas, dan tentunya jabatan asisten Faal FK Unhas. Ada kemungkinan sebelum saya menginjak umur 21 di akhir bulan Mei depan saya sudah terlepas dari semua itu. Ada kemungkinan saya sangat bersyukur dan ada kemungkinan saya akan sangat rapuh saat itu.

Bisa dikatakan ketiga amanah itu sangat mempengaruhi hidup saya, baik sebelum akhirnya dipercaya maupun sampai sekarang. Ketika saya mengutak-atik laptop, saya menemukan banyak file kenangan bagaimana hidup saya terus berlanjut dari satu masa ke masa lain, dari satu kawan ke kawan lain. Sepertinya saya tidak memerlukan 'amnesia' seperti pemeran utama film "The Vow' untuk bingung mengapa hidup saya seperti ini sekarang jika dibandingkan dengan lima tahun sebelumnya. Apa yang dulu saya pertahankan sekarang bukan prioritas lagi.

Banyak hal yang tidak lagi saya paksakan, tapi tetap ada hal yang saya coba untuk selesaikan. Mungkin ini yang disebut psikologi-pengurus ya? Tapi tidak juga, setidaknya ini juga berpengaruh pada kehidupan sosial saya. Terkadang saya merasa menyesal dan ingin kembali ke masa-masa minimal sesaat saya ikut LKTM Ekonomi dulu. Banyak persimpangan yang saya lewati setelahnya dan keinginan untuk memutar balik sejujurnya sangat kuat. Tapi saya tahu bila diulangi sekali lagi mungkin hasilnya tetap sama. Apa yang tidak ditakdirkan ya tidak akan terjadi #eh

Pelajaran penting yang saya dapatkan ialah jangan terlalu menggantungkan kebahagiaan terhadap sesuatu. Termasuk jangan terlalu berpegang teguh dengan apa yang orang lain janjikan. Sudah terlalu banyak pembuktian dalam setahun ini, banyak janji maupun pernyataan sikap orang sekitar saya yang bertolak belakang dengan apa yang sebenarnya terjadi. Kalau diingat lagi, tetap ada perasaan mendongkol yang Alhamdulillah mulai menghilang ketika mengingat semua 'jebakan' yang telah saya lalui. Paling tidak sekarang saya bisa mengukur banyak hal.

Saya mencoba konsisten dengan prinsip bila tidak suka diperlakukan seperti itu, maka jangan melakukannya. Selain tidak kontradiktif dengan hati, setidaknya tidak memperumit masalah. Saya tetap di sini, tidak menghilang kemana pun. Mungkin sekarang saya cuma butuh waktu untuk menerima transisi atas banyak hal. Hidup mungkin telah mengajak saya berpetualang, tapi saya tetap Dini. Setelah ini mungkin hidup saya akan sangat hampa tapi mungkin itu yang saya butuhkan saat ini. Tapi mungkin saja itu hanya untuk beberapa saat saja :)

Selasa, 20 Maret 2012

Akumulasi

Selamat datang, sistem Tumbuh Kembang dan Geriatri! Akhirnya ku menemukanmu, hehehe. Tidak terasa sudah mendekati akhir siklus preklinik dan harus berhadapan dengan sistem-sistem yang menakutkan menurut cerita senior-senior. Faktor pemicu stress juga sangat memuncak akhir-akhir ini. Mungkin sudah banyak yang jenuh dengan rutinitas preklinik. Semuanya sudah menuju titik akhir, menuju titik awal yang baru.

Hari ini saya hanya bisa mengikuti satu topik kuliah saja. Harga BBM segera dinaikkan oleh Pemerintah yang tampaknya tidak peka melihat penolakan kebijakan tersebut memaksa mahasiswa dan beberapa organisasi lainnya untuk turun ke jalan alias melakukan unjuk rasa. Tentu saja sebagai orang yang entah-sering-dikandangkan-atau-memang-seharusnya ikut mendampingi bapak Ketua BEM Kema FK Unhas *tepuktangan3kali*. Untung saja kuliah yang tadi saya ikuti sangat menarik: Obesitas pada anak.

Duduk di bangku belakang kini tidak lagi menghalangi kualias belajar di RKF. Sekarang sudah ada layar LCD di tengah ruanganterlebih ryan sang operaor kelas telah kembali kuliah di RKF #eh. Setelah saya pikir-pikir kuliah tadi sore menarik karena banyak hal, misalnya: dosennya adalah role-mode bagi saya, saya duduk di belakang namun di depan residen sehingga harus fokus, proyeksi LCD di belakang jauh lebih bagus daripada yang di depan, dan banyak statement yang 'jleb'.

Ketika input(makanan) lebih besar daripada output (energi yang dikeluarkan dalam beraktivitas), maka akan terjadi proses akumulasi yang akan menyebabkan obesitas
Kalimat ini sangat menjawab semua pertanyaan yang ada di kepala saya tentang banyak hal yang terjadi di sekeliling saya, baik itu masalah berat badan saya yang selalu mendekati interpretasi 'overweight', organisasi, keluarga dan pergaulan saya. Ya, akumulasi. Seperti materi kuliah yang saya ikuti: kita tidak sadar atau sebenarnya membiarkan atas dasar maklum sampai akhirnya healthy child sudah menjadi adult-obese yang susah ditangani.

Menurut ilmu Onkologi yang insya Allah tetap saya cintai, akumulasi dari sel yang gagal untuk diatur akan menjadi tumor dan berlanjut ke fase-fase berikutnya. Bicara soal onkologi, tidak jarang saya mendengar nasihat orang tua untuk tidak memendam emosi maupun perasaan supaya tidak terkena kanker (menurut mitos menghindari kanker payudara). Salah satu caranya adalah tidak menyakiti diri sendiri. Tapi untuk saya, sangat sulit untuk membulatkan tekad untuk menhindari faktor pencetus sindrom-menyakiti-diri-sendiri. Tentu saja masalah yang datang terus mengakumulasikan perasaan yang tidak nyaman pada saya. Tentu saja ini adalah masalah, memang ini saat yang tepat untuk 'detox dini'.

Setelah melakukan banyak pertimbangan baik itu timbang berat badan dan timbang perasaan, kali ini saya akan benar-benar serius dalam menjalankan niat-niat yang ada di kepalaku. Banyak hal yang harus dieksekusi mulai dari tanggung jawab, diet sehat, komitmen bagi diri sendiri dalam besosial-ria, dan tentu saja perbaikan diri. Sejauh ini semua program sedang saya jalankan dan Alhamdulillah sampai saat ini lebih bahagia dari sebelumnya dan lebih tentram. Semoga tekad kali ini tidak luntur, amiin O:)