Rindu itu selalu ada untuk kalian. Tapi karena adanya kerja antagonis
dari nervus parasimpatis-simpatis sehingga seakan saya pun tak merindu.
Hanya rasa pilu dan air mata yang menetes tanpa sadar yang bisa menjawab
keraguan itu itupun jika kalian bisa merasakannya. Tidak bisa juga saya
pungkiri bahwa sebagai manusia biasa tidak setiap detik saya tersiksa
oleh rindu itu.
Karena rindu itu saya simpan di lubuk hati dan
dibentengi dengan tembok tebal hingga tak terlihat. Itu semua saya simpan secara hati-hati karena saya tidak akan membiarkan
diri saya terlarut lagi. Itu semua karena saya tahu betapa kecewanya
dirimu dan diriku ketika kita terjebak dalam kesalahan. Itu semua karena
kita harus melanjutkan hidup. Tidak peduli betapa perihnya rindu itu
menyayat, kita harus terus maju.
Saya akan terus mengenal watakmu kapanpun itu seperti kamu seharusnya
mengenal saya. Meski jarak memisahkan, meski tidak ada lagi lisan
terucap, dan meski apapun itu saya tetap berdoa untukmu. Karena saya
tidak bermaksud meninggalkanmu sama seperti kamu juga tidak. Mungkin
kita sekarang cuma mengambil jalan masing-masing.
Live your life well, bbf :')
Tidak ada komentar :
Posting Komentar