Selasa, 17 April 2012

Mengitung Mundur

Mungkin terlalu cepat untuk menghitung mundur waktu lepas dari beberapa jabatan yang selama setahun belakangan ini mengoyakkan hidup saya. Ya, paling cepat sebulan lagi. Sebulan lagi saya akan lepas (paling tidak terbebas dari tanggung jawab sebagai pengurus) dari tiga amanah: BEM, HmI Kom. Kedokeran Unhas, dan tentunya jabatan asisten Faal FK Unhas. Ada kemungkinan sebelum saya menginjak umur 21 di akhir bulan Mei depan saya sudah terlepas dari semua itu. Ada kemungkinan saya sangat bersyukur dan ada kemungkinan saya akan sangat rapuh saat itu.

Bisa dikatakan ketiga amanah itu sangat mempengaruhi hidup saya, baik sebelum akhirnya dipercaya maupun sampai sekarang. Ketika saya mengutak-atik laptop, saya menemukan banyak file kenangan bagaimana hidup saya terus berlanjut dari satu masa ke masa lain, dari satu kawan ke kawan lain. Sepertinya saya tidak memerlukan 'amnesia' seperti pemeran utama film "The Vow' untuk bingung mengapa hidup saya seperti ini sekarang jika dibandingkan dengan lima tahun sebelumnya. Apa yang dulu saya pertahankan sekarang bukan prioritas lagi.

Banyak hal yang tidak lagi saya paksakan, tapi tetap ada hal yang saya coba untuk selesaikan. Mungkin ini yang disebut psikologi-pengurus ya? Tapi tidak juga, setidaknya ini juga berpengaruh pada kehidupan sosial saya. Terkadang saya merasa menyesal dan ingin kembali ke masa-masa minimal sesaat saya ikut LKTM Ekonomi dulu. Banyak persimpangan yang saya lewati setelahnya dan keinginan untuk memutar balik sejujurnya sangat kuat. Tapi saya tahu bila diulangi sekali lagi mungkin hasilnya tetap sama. Apa yang tidak ditakdirkan ya tidak akan terjadi #eh

Pelajaran penting yang saya dapatkan ialah jangan terlalu menggantungkan kebahagiaan terhadap sesuatu. Termasuk jangan terlalu berpegang teguh dengan apa yang orang lain janjikan. Sudah terlalu banyak pembuktian dalam setahun ini, banyak janji maupun pernyataan sikap orang sekitar saya yang bertolak belakang dengan apa yang sebenarnya terjadi. Kalau diingat lagi, tetap ada perasaan mendongkol yang Alhamdulillah mulai menghilang ketika mengingat semua 'jebakan' yang telah saya lalui. Paling tidak sekarang saya bisa mengukur banyak hal.

Saya mencoba konsisten dengan prinsip bila tidak suka diperlakukan seperti itu, maka jangan melakukannya. Selain tidak kontradiktif dengan hati, setidaknya tidak memperumit masalah. Saya tetap di sini, tidak menghilang kemana pun. Mungkin sekarang saya cuma butuh waktu untuk menerima transisi atas banyak hal. Hidup mungkin telah mengajak saya berpetualang, tapi saya tetap Dini. Setelah ini mungkin hidup saya akan sangat hampa tapi mungkin itu yang saya butuhkan saat ini. Tapi mungkin saja itu hanya untuk beberapa saat saja :)

1 komentar :

Athifah Dahsyamar mengatakan...

aktivis sekali pale ini dini eeee. hehhee.. ;p