Sabtu, 09 April 2011

Pilihan dan Memilih

Sebenarnya, malam ini saya tidak punya niatan untuk nge-posting di blog malam ini. Tadi saya tidak sengaja log in di laptop yang selalu terkoneksi dengan internet dan akhirnya banyak chat yang masuk dengan suksesnya. Salah satunya adalah chat dari seniorku yang galau akan pilihan hatinya. Dia sedang dihadapkan dengan kebimbangan perasaan dan pilihannta terhadap beberapa wanita yang ada di hidupnya sekarang dan beberapa kali dia condong ke wanita yang satu lalu ke wanita lainnya. Sebagai seorang wanita, tentu saja saya tidak setuju dengan sikapnya yang seperti ini. Tanpa tersadar saya mengetik saran yang sebenarnya justru untuk saya sendiri.

Allah dengan Maha Pemurahnya memberikan kita pilihan-pilihan dalam hidup kita termasuk dalam hal perasaan. Manusia hidup dengan MEMILIH SATU belahan jiwa dan menjalani satu pilihan untuk kemudian bersama dengan pilihan tadi memilih pilihan pada kasus lain. Misalnya XX memilih memberikan hatinya pada YY dan kemudian menjalani hari dengan YY untuk memilih pilihan lain pada hidupnya (pekerjaan, karir, keluarga, maupun pilhan untuk tetap bersama dengan YY diantara masalah yang ada). Manusia tidak bisa terus-terusan bimbang akan pilihannya lalu berharap pilihan itu terus ada. Konsekuensi dari sikap bimbang adalah pilihan-pilihan tersebut akan tambah memusingkan dan tiba-tiba pilihan-pilihan itu hilang satu persatu. Waktu terus berjalan dan pilihan-pilihan itu punya masa "expired". Kira-kira inilah yang tadi saya ketik.

Setelah mengetik kata "expired", saya baru sadar sepertinya saran ini juga sangat 'klik' dengan saya. Saya jadi teringat kata-kata Putri bahwa sebenarnya apa yang kita butuhkan untuk solusi masalah kita ada di diri kita sendiri (Allah telah memberikannya). Ketika kita 'curhat', cenderung kita hanya ingin meringankan perasaan hati dengan berbagi dan mendengarkan saran dari teman yang sesuai dengan jawaban hati kita sendiri tadi. Kali ini, saya menemukan sindiran untuk saya dalam saran saya terhadap masalah orang lain. Ya, ya, ya. Tanpa disadari saya telah melakukan apa yang saya tidak sukai, menjadikan perasaan orang lain pilihan-pilihan.

Banyak hal yan ingin saya pelajari saat ini. Bagi saya, kita harus bergerak ke arah positif demi yang kita tuju. Saya ingin belajar dan mahir memasak menu-menu yang lebih rumit. Saya ingin belajar demi pendidikan saya. Saya ingin belajar berenang demi banyak hal. Saya ingin belajar menabung supaya saya tidak terlena dengan fasilitas dari orang tua saya dengan menghamburkan uang. Ya, saya masih ingin memperbaiki diri dan menunggu pilihan-pilihan lain berguguran dan tersisa satu yang saya tuju. Yakin Usaha Sampai :)

1 komentar :

Dini Anggreini mengatakan...

Makasih, terima kasih linknya. Sangat bermanfaat :)