Terkadang, saya aneh mendengar pendapat beberapa orang yang berkata kepada saya "Kau orang yang berlogika ketimbang perasaan". Mereka membanding-bandingkan saya dengan wanita lain yang katanya memakai perasaan dalam bertindak. Salah satunya ialah membandingkan saya dengan Dede, sahabat saya sendiri. Ada yang bilang meskipun kami bersahabat, kami seperti dua sisi mata koin. Saya dengan sisi logika sementara Dede dengan sisi perasaan. Tulisan ini bukan tentang perbandingan saya dan Dede tapi tentang kesalahan pendapat orang-orang di sekeliling kami. Setidaknya dalam hal pemakaian dua sisi tersebut dalam memaknai cinta.
Saya adalah seorang yang minim dalam hal pengalaman/ praktek hubungan silahturahmi dua insan. Bila ada yang berkonsultasi alias curhat kepada saya tentang perasaan galau maupun kalut akan hubungannya, tentunya saya hanya bisa berteori secara logis. Sedangkan Dede adalah tipikal orang yang cukup dewasa di mataku dan sedikit banyak lebih berpengalaman di bidang kasih sayang daripada saya. Hal itulah yang membuat orang mencapnya sering memakai perasaan walaupun tidak sepenuhnya demikian.
Tentunya teori tanpa praktek sama saja dengan dongeng sebelum tidur. Semua terlihat sempurna namun susah diwujudkan. Dalam hal ini, selagi saya belum berpengalaman di bidang interaksi dua insan, saya belum bisa dikatakan pemakai logika dalam menghadapi permasalahan. Semua masih bisa berubah, bisa saja saya berubah dari si "batu" menjadi si "manja", hahaha. Apapun itu, semoga dua sisi koin dapat hidup rukun dan berbahagia dengan jalan yang halal #eh
Saya adalah seorang yang minim dalam hal pengalaman/ praktek hubungan silahturahmi dua insan. Bila ada yang berkonsultasi alias curhat kepada saya tentang perasaan galau maupun kalut akan hubungannya, tentunya saya hanya bisa berteori secara logis. Sedangkan Dede adalah tipikal orang yang cukup dewasa di mataku dan sedikit banyak lebih berpengalaman di bidang kasih sayang daripada saya. Hal itulah yang membuat orang mencapnya sering memakai perasaan walaupun tidak sepenuhnya demikian.
Dede dan Dini @ Baksosnas HmI : Halmahera, 29 Januari 2011
Tentunya teori tanpa praktek sama saja dengan dongeng sebelum tidur. Semua terlihat sempurna namun susah diwujudkan. Dalam hal ini, selagi saya belum berpengalaman di bidang interaksi dua insan, saya belum bisa dikatakan pemakai logika dalam menghadapi permasalahan. Semua masih bisa berubah, bisa saja saya berubah dari si "batu" menjadi si "manja", hahaha. Apapun itu, semoga dua sisi koin dapat hidup rukun dan berbahagia dengan jalan yang halal #eh