Sabtu, 26 Juli 2014

Malam itu

Malam itu dengan segala sikap dan tindak tandukmu, kau menghancurkan hatinya. Menghindar, menepis kehadirannya, menjadikannya orang asing. Orang yang tak tahu akhirnya pun akan tahu bahwa kisah kalian sudah usai. Meski coba tutupi, sikapmu sudah membongkar semuanya.
Malam itu anehnya dirinya tak sedih. Tak juga ingin menangisi sikapmu. Karena dia tahu yang tadi itu bukan dirimu. Dirimu sungguh pribadi yang penyayang, bukan penghancur hati. Atau karena dia tak berharap apapun. Dia mengira reaksimu jauh lebih buruk daripada yang tadi kamu perlihatkan.
Malam itu ketika kesepian sudah menyapa, kesedihan pun menggoda dan membuat matanya perih. Seperti ingin menangis. Tangisan yang sedari tadi coba dia tahan. Tapi tak jadi. Setelah dia membaca pesanmu. Entah kenapa engkau selalu datang memercikkan harapan tepat sebelum terucap kata menyerah.
Malam itu dia masih setia menunggumu menjemputnya.

Tidak ada komentar :