Beberapa teman bertanya "Din, banyaknya musuhmu di'?". Kalau dikonfirmasi seperti ini saya juga bingung sendiri. Musuh seperti apa maksudnya?
Lalu saya teringat. Oh, mungkin maksudnya orang yang tidak menyukai saya. Ya kalau dipikir-pikir sedih juga ada yg tidak senang dengan kita. Padahal saya sama sekali tidak pernah bermaksud jahat pada siapa pun. Dan saya tidak sedang (Alhamdulillah) membenci siapapun.
Bertindak baik ke orang pun tidak jarang ada saja yang terlewatkan. Itu karena tidak mungkin kita bisa membahagiakan semua orang. Dan kecewa yang muncul dari orang lain yang terlewatkan itulah asal mula permusuhan. Tapi bukankah munafik bila kita berpura-pura baik atau perhatian terhadap orang lain? Jadi kalau ada yang kecewa ya mohon maaf saya pribadi tidak seperti apa yang mereka harapkan.
Tapi kalau ditelaah lagi, lebih banyak orang baik dalam hidup saya. Dan untuk itu saya bersyukur kepada Allah karena saya tidak diperlakukan selayaknya musuh-Nya. Cinta-Nya selalu menyertai saya melalui orang-orang baik itu. Lantas kenapa saya mesti terus bersedih meratapi 'musuh' saya?
Saya ingat seorang ulama pernah berceramah tentang kesabaran menghadapi musuh. Katanya, jangan merasa terbebani untuk sabar menghadapi musuh. Anggap saja sebagai ladang amal. Asal kita sabar dan tidak membalas dendam.
Jadi kalau ada lagi yang bertanya "bagaimana hubunganmu dengan musuhmu?", saya akan menjawab "Musuh? Saya tidak merasa tuh punya. Tapi kalau ladang amal, ada, selama saya sabar. Mohon doanya" :)