Kamis, 26 Maret 2009

Saya seorang siswi yang sangat beruntung, bukan siswa yang hebat

Sore ini ketika membuka facebook, saya baru mengetahui bahwa seleksi ASE dan SYC 2009 sudah sukses terlaksana. Lho?

Yup, saya juga belum tahu banyak. Tapi, seleksinya lebih cepat daripada tahun lalu. Dan muncullah sisi sentimentilku. Maklum, lagi dalam fase sentimentil. Saya merasa akan segera tergantikan. Seleksi telah usai, SYC 2008 telah usai. Yang tersisa adalah kenangan dan persahabatan. Takkan ada lagi kebanggaan. Takkan ada lagi cerita yang tak kunjung usai ketika saya ditanyai soal itu. Hidup terus berjalan dan kini saatnya kesempatan untuk siswa-siswi lain. Bukan lagi tentang Dini Anggreini.

Tadi saya sudah mencari informasi lewat google tentang seleksi ASE dan SYC. Ya, niatnya mau tahu gimana sih seleksi tahun ini. Kalau dari album foto pak Rizal di facebook, kayaknya pesertanya cuman dikit. Duh, jadi semakin tak enak. Masalahnya, saya sudah wanti-wanti ke adik kelas saya untuk ikut seleksi ini dengan baik. Eh, nyatanya sekolah saya tidak diundang. Katanya Tama, sekolahnya juga tidak. kemungkinan besar sekolah RSBI lain yang diikut sertakan.

Hasil penelurusan dari Google kebanyakan adalah blog-blog dari mantan peserta seleksi dan forum SPMB Lover. Guess what? Dari hasil penelurusuran itu saya ketahui bahwa banyak sekali pelajar yang sangat berprestasi. Jauh.. Jauh.. apalagi kalau dibandingkan dengan saya. Saya merasa mereka sangat keren sementara saya hanya kodok dalam tempurung yang melihat dunia ini sempit.

Ada yang mengusai berbagai macam bahasa internasional. Saya sih toefl English-ku masih 480, Bahasa Jepang sudah lupa-lupa, dan Deutsch-ku masih sangat standar. Ada yang pintar secara akademik. Sedangkan nilai saya cuma 'lepas makan'. Kalau tidak remedial sudah puas. Ada yang sering ikut lomba sains. Saya seringnya ikut lomba non-sains yang sifatnya tidak terlalu serius. Ada yang bisa ambil pmdk ui. Sementara saya masih minder dengan SIMAK UI saya.

Saya jadi teringat postingan saya tahun lalu. Pantaskah saya? Pantaskah saya berbangga diri? Pantaskah saya terpilih? Pantaskah saya dianggap hebat oleh guru-guru saya?

Coba kebanyakan para pelajar Indonesia itu seperti mereka. Pasti Indonesia bisa berjaya. Saya sungguh merasa malu dan merasa sangat beruntung dengan semua yang saya dapatkan hingga saat ini.

2 komentar :

lola mengatakan...

u're lucky girl u know..

Dini Anggreini mengatakan...

definetely!
semoga ke depannya bukan cuma beruntung saja, tapi juga bisa berguna,
amiin..