Tika, pembantu yang sudah kerja di rumahku selama 7 tahun belakangan ini, akan menikah. Itu artinya, dia harus pulang kampung dan tidak kerja lagi di rumahku. Artinya, liburan ini saya terkurung lagi di rumah. Apalagi kalau bukan menjaga nenek dan Dzakiy. Inilah karma yang saya terima ketika liburan karena paling pagi dan telat pulang ke rumah kalau tidak libur.
Hal yang memberatkan liburan panjang nan sepi ini adalah saya tidak bisa sewa film di Video Ezy. Kartu peminjaman Putri raib entah kemana sementara ktp.ku belum jadi. Ktp.ku akan selesai dengan penuh perjuangan pada hari Kamis. Rencanaku sih, saya akan daftar ke video Ezy begitu saya punya ktp. Atas namaku tentunya, supaya tidak merepotkan dan direpotkan Putri kalau mau pinjam film, hehehe.
Liburan ini saya, Dede, Dina dan Kak Herin dibuai-buai dengan angan-angan liburan backpacker style ke Bali. Sejauh ini, kita sudah cari-cari tiket murah walaupun belum dibooking, penginapan murah, dan info-info lainnya tentang liburan murah ke Bali. Kalau diancang-ancang sih per-orangnya nggak lebih mahal dari harga BB bold. Topik liburan ini sudah bikin hapeku hang-nang karena terlalu lancar berlabil ria di group bbm. Walau kita baru ketemu lagi hari ini, serasa liburan berempat terus, hahaha.
Tadi sore sekalian saya buka puasa, kita rapat di POPSA. Saya dan kak Herin sempat ribet cari tempat duduk di POPSA. Bukan karena nggak dapat tempat duduk, melainkan orang alias cewek dan gerombolan keluarganya yang duduk di seberang meja kami jutek sekali mukanya. Dari pengamatanku sih, sepertinya mereka sudah booking tempat di POPSA untuk sekitar 20 orang lebih tapi kenyatanya mereka cuma dapat satu meja sementara meja lainya diambil pengunjung yang lain. Memang terlihat beberapa meja panjang dan bulat yang ditutupi taplak meja merah, berbeda dengan yang lain.
Akhirnya kita pindah ke meja dimana sang mbak-mbak berbaju hitam tidak bisa memamerkan wajah juteknya pada saya dan kak Herin. anehnya, daritadi mas-mas di meja ujung masih nengok ke saya dari tadi. Kalau mataku tidak salah, mungkin itu sepupuku. Kalau bukan Aan, ya Bang Bayu. Pas magrib, saya nelpon ke rumah untuk nayain apa sudah adzan atau belum dan yang jawab itu cowok.
Dini*saya: Halo
Cowok: Halo
Dini: Eh, Aan! ini Dini. Sudah magrib m si situ? lho? kenapa qo di rumahku?
Aan: Ia, sudah magrib mi. Dimana qo ini?
Dini: Coba qo check. Di POPSA k', di pantai. Hhahaha, kagetku. Tadi saya kira qo di sini juga. Ada orang saya kira kau! kebetulannya, hahaha.
Aan: cepat qo pulang!
Dini : oh, iya-iya. sudah dulu nah.
Dengan alibi itu saya mastiin kalau cowok itu orang lain atau Bang Bayu yang jalan dengan teman-temannya yang sudah kerja.
Setelah menentukan budget, kita pun lanjut cari Map dan info travel Bali di Gramedia MP. Dan kita nemuin buku-buku ajaib di sana. Sudah bisa dipastikan, kita histeris kayak cewek-cewek ketemu barang murah bertuliskan 'diskon 70%'. Buku-bukunya bagus dan tentunya bikin angan-angan ke Bali makin kuat. But, we're still labil now, hahaha.
Pas pulang ternyata Papa yang bukain saya pagar. Maunya sih tadi tadi saya minta izin ke Bali sama Papa, tapi saya rasa tadi bukan saat yang tepat. Dan ternyata benar.
Dini: Papa dari kapan pulang, Pa? Dari tadi siang atau tadi magrib. Tadi sore Dini ditanya sama Ma'inda, Dini bilang malam ini papa pulang.
Papa: Papa pulang mi dari tadi. Yang angkat tadi telpinmu waktu magrib itu PAPA!
Dini: AAA?
Papa masuk ke kamarnya dengan ekspresi datar seperti biasa sementara saya kabur ke lantai dua dengan perasaan malu berat. Duh, sudah tidak sopan bicara di telpon, saya juga tadi pulang agak telat (sekitar jam 9 malam). Oalaaa, bagaimana caranya minta izin kalau begini?
Hal yang memberatkan liburan panjang nan sepi ini adalah saya tidak bisa sewa film di Video Ezy. Kartu peminjaman Putri raib entah kemana sementara ktp.ku belum jadi. Ktp.ku akan selesai dengan penuh perjuangan pada hari Kamis. Rencanaku sih, saya akan daftar ke video Ezy begitu saya punya ktp. Atas namaku tentunya, supaya tidak merepotkan dan direpotkan Putri kalau mau pinjam film, hehehe.
Liburan ini saya, Dede, Dina dan Kak Herin dibuai-buai dengan angan-angan liburan backpacker style ke Bali. Sejauh ini, kita sudah cari-cari tiket murah walaupun belum dibooking, penginapan murah, dan info-info lainnya tentang liburan murah ke Bali. Kalau diancang-ancang sih per-orangnya nggak lebih mahal dari harga BB bold. Topik liburan ini sudah bikin hapeku hang-nang karena terlalu lancar berlabil ria di group bbm. Walau kita baru ketemu lagi hari ini, serasa liburan berempat terus, hahaha.
Tadi sore sekalian saya buka puasa, kita rapat di POPSA. Saya dan kak Herin sempat ribet cari tempat duduk di POPSA. Bukan karena nggak dapat tempat duduk, melainkan orang alias cewek dan gerombolan keluarganya yang duduk di seberang meja kami jutek sekali mukanya. Dari pengamatanku sih, sepertinya mereka sudah booking tempat di POPSA untuk sekitar 20 orang lebih tapi kenyatanya mereka cuma dapat satu meja sementara meja lainya diambil pengunjung yang lain. Memang terlihat beberapa meja panjang dan bulat yang ditutupi taplak meja merah, berbeda dengan yang lain.
Akhirnya kita pindah ke meja dimana sang mbak-mbak berbaju hitam tidak bisa memamerkan wajah juteknya pada saya dan kak Herin. anehnya, daritadi mas-mas di meja ujung masih nengok ke saya dari tadi. Kalau mataku tidak salah, mungkin itu sepupuku. Kalau bukan Aan, ya Bang Bayu. Pas magrib, saya nelpon ke rumah untuk nayain apa sudah adzan atau belum dan yang jawab itu cowok.
Dini*saya: Halo
Cowok: Halo
Dini: Eh, Aan! ini Dini. Sudah magrib m si situ? lho? kenapa qo di rumahku?
Aan: Ia, sudah magrib mi. Dimana qo ini?
Dini: Coba qo check. Di POPSA k', di pantai. Hhahaha, kagetku. Tadi saya kira qo di sini juga. Ada orang saya kira kau! kebetulannya, hahaha.
Aan: cepat qo pulang!
Dini : oh, iya-iya. sudah dulu nah.
Dengan alibi itu saya mastiin kalau cowok itu orang lain atau Bang Bayu yang jalan dengan teman-temannya yang sudah kerja.
Setelah menentukan budget, kita pun lanjut cari Map dan info travel Bali di Gramedia MP. Dan kita nemuin buku-buku ajaib di sana. Sudah bisa dipastikan, kita histeris kayak cewek-cewek ketemu barang murah bertuliskan 'diskon 70%'. Buku-bukunya bagus dan tentunya bikin angan-angan ke Bali makin kuat. But, we're still labil now, hahaha.
Pas pulang ternyata Papa yang bukain saya pagar. Maunya sih tadi tadi saya minta izin ke Bali sama Papa, tapi saya rasa tadi bukan saat yang tepat. Dan ternyata benar.
Dini: Papa dari kapan pulang, Pa? Dari tadi siang atau tadi magrib. Tadi sore Dini ditanya sama Ma'inda, Dini bilang malam ini papa pulang.
Papa: Papa pulang mi dari tadi. Yang angkat tadi telpinmu waktu magrib itu PAPA!
Dini: AAA?
Papa masuk ke kamarnya dengan ekspresi datar seperti biasa sementara saya kabur ke lantai dua dengan perasaan malu berat. Duh, sudah tidak sopan bicara di telpon, saya juga tadi pulang agak telat (sekitar jam 9 malam). Oalaaa, bagaimana caranya minta izin kalau begini?
Tidak ada komentar :
Posting Komentar